Senin, 24 Oktober 2011

LANJUTAN BAB I JURNAL ILMIAH PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN

BAB II


1. LANDASAN TEORI

Bansal, Irving dan Taylor (2004) mendefenisikan komitmen sebagai kekuatan yang mengikat seseorang pada suatu tindakan yang memiliki relevansi dengan satu atau lebih sasaran.

Sementara Robbins (2001) menyebutkan komitmen adalah tingkatan di mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi.

Armstrong (1991) menyatakan bahwa pengertian komitmen mempunyai ada 3 (tiga) area perasaan atau perilaku terkait dengan perusahaan tempat seseorang bekerja:
1. Kepercayaan, pada area ini seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi tempat bekerja atau tujuan-tujuan organisasi didalamnya merupakan sebuah nilai yang diyakini kebenarannya.
2. Keinginan untuk bekerja atau berusaha di dalam organisasi sebagai kontrak hidupnya. Pada konteks ini orang akan memberikan waktu, kesempatan dan kegiatan pribadinya untuk bekerja diorganisasi atau dikorbankan ke organisasi tanpa mengharapkan imbalan personal.
3. Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi.

Komitmen secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak kepada organisasi tertentu dengan tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Kepuasan kerja adalah sikap individu terhadap pekerjaan yang mereka miliki. Ini hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan mereka, berdasarkan faktor-faktor dari pekerjaan lingkungan, seperti gaya pengawas, kebijakan dan prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan manfaat golongan (Gibson et al, 1997:75).

Kepuasan kerja adalah derajat atau tingkatan dimana individu merasa positif atau negatif tentang pekerjaan mereka. Ini adalah tentang bagaimana seseorang dalam menanggapi tugasnya secara emosional, fisik dan kondisi sosial tempat kerja. (Schermerhorn et al., 1991:55).

Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat seseorang di luar lingkungan pekerjaan dapat berpengaruh kepada perasaan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Demikian pula karena pekerjaan merupakan bagian penting dari kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kehidupan umum kepuasan seseorang (Davis dan Newstrom 1997:110).

Dari beberapa definisi kepuasan kerja yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.


2. TINJAUAN RISET TERDAHULU

Greenhaus (1971) career salience adalah faktor yang signifikan dalam kehidupan seseorang, yang memotivasi karyawan untuk mencari pemenuhan didalam karir, dan untuk memilih karir yang sesuai dengan kompetensinya.

Steffy dan Jones (1988) juga menghasilkan komitmen normatif dipengaruhi oleh variabel extra-work dan komitmen organisasional hanya mempunyai pengaruh yang moderate.

Hasil penelitian Shore & Martin (1989) dan Cohen (1993b), dimana komitmen organisasional dan kepuasan kerja adalah variabel yang dapat dibedakan. Ketika bentuk komitmen organisasional disarankan sebagai prediktor terbaik bagi kinerja karyawan di luar situasi kerja, kepuasan kerja muncul menjadi prediktor terbaik bagi kinerja karuyawan di dalam suasana kerja.


3. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan riset terdahulu, maka :

H1 : career salience adalah faktor yang signifikan dalam pemilihan karir
H2 : komitmen dipengaruhi oleh variabel extra-work
H3 : komitmen dan kepuasan kerja merupakan variabel yang tidak dapat dibedakan



PUSTAKA


http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17742/17663

http://id.shvoong.com/business-management/management/2190790-pengertian-komitmen/

http://arahbalik.blogspot.com/2008/01/komitmen.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Komitmen_organisasi


Tugas ini diberikan oleh Bpk. Prihantoro

Jumat, 14 Oktober 2011

TUGAS SOFTSKILL TENTANG STUDI KASUS PERILAKU KONSUMEN (BAB I – III)
TUGAS KE : I
JUDUL : PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI SUATU PRODUK
NAMA : PRATIWI WULANDARI
NPM : 14209053
KELAS : 3 EA 11
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dewasa ini, tingkat konsumsi masyarakat terhadap suatu produk sering dipengaruhi oleh beberapa faktor, dari yang paling sederhana sampai yang paling signifikan.
Persaingan didalam dunia bisnispun semakin kecang, dengan memodifikasi kemasan, membedakan merk dengan jenis produk yang sama, pemberian harga yang lebih terjangkau dan berbagai macam cara agar dapat menarik konsumen. Akan tetapi, konsumen tidak akan langsung tergiur dengan kondisi tersebut, karena konsumen akan melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk membeli barang tersebut.
2. Landasan Teori
Perilaku konsumen merupakan suatu proses dimana seseorang atau kelompok orang mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen terdiri dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa yang dibutuhkan. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Perilaku konsumen juga dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang dari ilmu manajemen. Perilaku konsumen dapat dikaitkan dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun informasi yang didapat dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut.
Pemikiran yang benar tentang konsumen adalah perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian, bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan karena konsumen adalah raja.
Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Segmentasi pasar memiliki manfaat dan kelemahan. Manfaat dari segmentasi pasar adalah perusahaan akan dapat mendeteksi secara cepat dan tepat tentang kecenderungan perubahan yang tejadi didalam pasar, menemukan bagaimana cara yang paling tepat untuk mempromosikan produk dan bagaimana memenuhi permintaan pasar, serta dapat mengelola segala macam bentuk biaya agar dapat berguna seefektif dan seefisien mungkin.
Sedangkan kelemahan dari adanya segmentasi pasar adalah, ada kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan biaya yang digunakan untuk segala bentuk usaha akan semakin bertambah.
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) merupakan suatu tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
Yang pertama, keputusan terprogram atau keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang berulang dan rutin. Keputusan terstruktur dilakukan pada manjemen tingkat bawah. Contohnya, keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
Kedua, keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang terperinci. Contohnya, keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
Ketiga, keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur, tidak mudah untuk didapatkan, tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.






BAB II
PEMBAHASAN

Perilaku konsumen dalam proses mengambil keputusan untuk membeli produk baru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi, informasi yang didapat guna mendapatkan solusi, fungsi barang, merek, harga barang tersebut, budaya, gaya hidup, dan cita rasa estetika.
Merek merupakan faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, karena dengan adanya merek konsumen dapat mengetahui perbedaan mutu suatu produk yang dihasilkan masing-masing perusahaan dan mempermudah konsumen dalam memilih produk yang diinginkan.
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
Pemasar harus dapat mengidentifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan. Penyesuaian dilakukan hanya untuk sekadar menyesuaikan diri agar diterima oleh kelompok atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain. Dalam polarisasi kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok dengan individu, dan kelompok dapat berubah pandangannya dikarenakan informasi dan budaya yang ada.
Saat ini makin banyak konsumen yang dapat menerima barang dan gaya hidup yang digunakan oleh orang yang berada dalam belahan dunia yang lain. Mereka mempunyai peluang untuk mengadopsi produk dan praktik yang berbeda. Tingkat penerimaan seseorang terhadap budaya yang berbeda juga tergantung dari inisiatif konsumen itu sendiri, pengalaman mereka mempengaruhi sikap mereka dalam menerima produk yang berasal dari negara lain. Faktor budaya dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk mengenali persamaan atau perbedaan apa yang terkandung antara konsumen.
Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dan dimulai dengan tahap mendefinisikan lebih dulu kebutuhan barang apa yang paling mendesak dan harus dipenuhi, kemudian mencari alternatif solusi yang tepat, mencari informasi yang lebih rinci yang terkait dengan alternatif solusi pilihan, dan selanjutnya kita dapat mengambil keputusan.

Berikut bagan proses pengambilan keputusan :







Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web, dan lain-lain), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda-beda di antara berbagai produk dan pembeli.
Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Kita telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.













BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari keterangan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen dalam perilakunya mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal dan intenal.
Dan keputusan membeli barang dipertimbangkan berdasarkan faktor-faktor yang memicu konsumen tersebut untuk memenuhinya.

2. Saran
Konsumen dalam memilih barang sebaiknya tidak memilih sutu produk dengan terburu-buru. Cari alternatif-alternatif yang lebih baik untuk digunakan.





DAFTAR PUSTAKA

http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah.pdf
http://www.scribd.com/doc/5624722/4-perilaku-konsumen-individu-dan-institusional-2007-presentasi-kel-3
http://edwardferdinandonly.blogspot.com/2010/03/tugas-perilaku-konsumen.html
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=93:ekma4567-perilaku-konsumen&catid=28:fekon&Itemid=73
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/69602406200905321.pdf
http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/proses-pengambilan-keputusan-pembelian-konsumen/

Senin, 10 Oktober 2011

JURNAL ILMIAH PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN

Pengarang : Pratiwi Wulandari
Tema : Hubungan Komitmen dengan Kinerja Karyawan

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perusahaan terdiri dari sekelompok individu yang saling bekerjasama dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan merupakan salah satu sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dalam memajukan perusahaan.
Agar perusahaan dapat terus maju dan mencapai tujuannya, maka perlu dilakukan pengembangan terhadap kinerja karyawan dengan cara pemberian motivasi, pelatihan dan penciptaan suasana lingkungan kerja yang kondusif (Bambang Guritno dan Waridin, 2005:63).
Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan atau upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan (Prawirosentono 1999).
Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis (Gibson 1987).
Komitmen karyawan juga sangatlah diperlukan, karena komitmen menjadi salah satu indikator kinerja karyawan agar dapat bekerja secara optimal.
Komitmen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni jenis dan karakteristik pekerjaan, karakteristik dari masing-masing individu pekerja, dan pengalaman kerja sebelumnya yang pernah didapat pekerja (Tri Mardiana, 2004:175).
Komitmen karyawan terhadap organisasi terdiri dari komitmen afektif, komitmen keberlanjutan, dan komitmen normatif. Dengan menggunakan analisa faktor dengan metode analisa faktor diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi komitmen afektif adalah faktor personal characteristics. Faktor yang mempengaruhi komitmen keberlanjutan adalah faktor freedom dalam menyelesaikan pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi komitmen normatif adalah faktor sosialisasi suatu organisasi.


2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Faktor apasaja yang dapat mempengaruhi tingkat komitmen karyawan?
2. Faktor apasaja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan?
3. Apakah tingkat komitmen berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam usaha mengembangkan dan memajukan perusahaan?


3. TUJUAN

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan, dan adakah hubungan atau adakah pengaruh komitmen dengan kinerja karyawan dalam tugasnya memajukan perusahaan.


Sumber

- http://etd.eprints.ums.ac.id/5394/1/B200050371.PDF
- http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17742/17663

NAMA : PRATIWI WULANDARI
NPM : 14209053
KELAS : 3 EA 11

Tugas ini ditujukan untuk Bpk.Prihantoro

Senin, 03 Oktober 2011

Tugas pertemuan kedua.
Nama : PRATIWI WULANDARI
NPM : 14209053
KELAS : 3 EA 11

• Judul, Nama Pengarang, Tahun :
- Perencanaan pengembangan program pembangunan KUKM di Jawa Timur, AgusPriyono, 2008
- Keterkaitan perguruan tinggi dalam pemberdayaan usaha kecil mikro (UKM) di Sumatera Barat, Rosyeni Rasyid, 2007
- Pengaruh komitmen dan kompetensi terhadap kinerja pengusaha UKM di Kota Palu, Elimawaty Rombe, 2007

• Latar belakang masalah :

- Fenomena
1. Pada akhir tahun 2005,anggota UKM berjumlah 27,3 orang. Namun maih banyak kendala dalam proses produksi.
2. Kebijakan ekonomi untuk UKM pada tahun 2002 difokuskan kepada 4 hal,yaitu memberikan pelayanan dan kemudahan untuk UKM, melakukan restrukturisasi UKM, melakukan pembinaan SDM dan membuka akses pelayanan UKM.
3. Keberhasilan UKM ditunjang oleh adanya komitmen dan kompetensi pengusaha.(Sinto,2001)

- Penelitian sebelumnya
1. Pada tahun 2005 anggota UKM mengalami peningkatan sekaligus peningkatan dalam tingkat produktifitasnya.
2. Pada tahun 1997, UKM masih berlangsung kegiatannya dengan baik karena kegiatannya didasarkan pada apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Keberhasilan UKM akan dapat dicapai apabila komitmen dan kompetensi diiringi oleh adanya biaya yang efektif penggunaannya.(Andreas Lako dan Anna Sumaryati, 2000;37)

- Motivasi penelitian
1. Mengetahui pengembangan UKM dan peningkatan UKM di Jawa Timur.
2. Memberikan informasi tentang keterkaitan perguruan tinggi dalam pemberdayaan dan pengembangan usaha UKM di Sumatra Barat.
3. Memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat komitmen dan kompetensi berpengaruh terhadap UKM di Palu.

• Masalah :
1. Terbatasnya bahan baku, modal dan tenaga kerja terampil yang diperlukan dalam proses produksi.
2. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih kurang memadai serta pembinaan yang masih kurang terpadu.
3. Berapa besar pengaruh komitmen dan kompetensi terhadap UKM.

• Tujuan penelitian :
1. Mengetahui bagaimana perkembangan UKM dan apa saja kendala yang dialami.
2. Mengetahui tindakan apa yang paling tepat agar pengembangan usaha UKM dapat berjalan dengan lancar.
3. Memperoleh gambaran tentang pengaruh komitmen dan kompetensi terhadap UKM.

• Metode penelitian :
1. Data dan sampel
a. Pengambilan sampel dilakukan melalui penggunaan metode two stage stratified purposive sampling dan pengambilan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan berdasarkan perbandingan tingkat PRDB pada beberapa daerah yang ada di Jawa TImur.
b. Pengambilan data diperoleh melalui wawancara yang dilakukan di perguruan tinggi di Padang.
c. Pemilihan sampel dipilih berdasarkan atas kriteria tertentu,melakukan observasi, wawancara dan kuisioner terstruktur kepada pengusaha UKM yang ada di Palu.

2. Variabel
a. Jurnal Pertama
Hanya ada pada UKM di Jawa Timur untuk pembuktian
b. Jurnal Kedua


c. Jurnal Ketiga




3. Tahapan Penelitian
- Jurnal Pertama
a. Memecahkan masalah yang terdapat pada UKM di Jawa Timur.
b. Melakukan perencanaan pembangunan yang ideal bagi UKM di Jawa Timur.

- Jurnal Kedua
a. Melakukan pengumpulan data.
b. Melakukan penganalisaan terhadap perguruan tinggi di Padang dengan berbagai pendekatan.

- Jurnal Ketiga
Memastikan pengaruh komitmen dan kompetensi pengusaha UKM dengan kinerja usahanya di Palu.

4. Model Penelitian
- Jurnal pertama
Berupa laporan perencanaan
- Jurnal kedua
Berupa laporan perhitungan
- Jurnal ketiga



• Hipotesis
1. Kemungkinan munculnya kendala yang akan ditemui oleh UKM di Jawa Timur semakin besar dan anggaran akan terus berubah-ubah.
2. Dimungkinkan perguruan tinggi tidak dapat melaksanakan pengembangan UKM dikarenakan keterbatasan permodalan.
3. Komitmen dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja UKM di Palu.

• Hasil & analisis
1. Program pengembangan UKM dapat dilakukan dengan cara mengintensifkan pendidikan dan pelatihan, pengembangan media pemasaran, dan pengembangan dibidang kewirausahaan.
2. Dana merupakan hambatan yang paling utama bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatannya mengembangkan UKM.
3. Komitmen dan kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja UKM.

• Implikasi
1. Pengembangan program UKM mempunyai kekuatan, kelemahan dan peluang-peluang serta tantangan yang berbeda-beda.
2. Dapat dikemukakan kelemahan, kekuatan, peluang-peluang dan ancaman yang akan timbul dalam melakukan kegiatan UKM.
3. Tingkat penunjangan komitmen dan kompetensi pengusaha UKM sangat tinggi.

• Sumber
- http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=994&idc=10
- http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=10538&idc=72
- http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=10609&idc=72

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/